Assalamu’alaykum, Tetangganet. Sedang menunggu paket apa hari ini? Hihihi..
Memang ibu rumah tangga jaman sekarang tidak jauh-jauh dari yang namanya olshop, paket, dan kurir ya. Ada rasa bahagia ketika ada yang memanggil dari pagar, “Paket!”
Membeli barang sekarang mudah dan efisien. Tidak perlu repot-repot menghabiskan waktu di jalan, repot mencari parkir, capek jalan kaki dan panas-panasan. Semuanya sudah cukup ada di genggaman tangan. Begitu jempol tekan tombol ‘Bayar’, tinggal menunggu saja Mas kurir datang ke rumah. Sehingga kita bisa menggunakan waktu untuk keperluan yang lain. Istilah kerennya, mendelegasikan.
Tetangganet pernah dengar istilah delegasi kan? Delegasi itu artinya orang yang mewakili kita untuk mengerjakan suatu tugas tertentu. Bukan hanya para pejabat tinggi negara yang punya delegasi, lho. Justru ibu rumah tangga, apalagi yang juga bekerja di sektor publik seperti saya, harus pandai-pandai membagi tugas, antara yang harus dikerjakan sendiri, dan yang bisa didelegasikan.
Kalau Tetangganet pernah belajar tentang metode manajemen dengan matriks Eisenhower, pasti sudah kenal tentang kuadran prioritas ya. Dengan kuadran prioritas itu, kita bisa membagi waktu dan tenaga kita lebih efisien dan dapat menyelesaikan banyak hal.
Mendelegasikan itu bukan berarti harus punya asisten rumah tangga lho. Kalau Tetangganet masih merasa berat untuk menggaji seorang asisten, Tetangganet bisa mendelegasikan beberapa tugas kepada mesin atau penyedia jasa. Mencuci baju dan piring, misalnya, sudah bisa menggunakan mesin. Menyapu dan mengepel lantai bisa didelegasikan pada robot pembersih lantai. Sedangkan belanja memenuhi kebutuhan, bisa kita delegasikan pada olshop dan kurir terpercaya. Duh, enaknya.. Jadi bisa punya waktu lebih untuk quality time dengan keluarga.
Kami sekeluarga sering mendelegasikan pemenuhan kebutuhan kami kepada pihak-pihak terpercaya. Mulai dari kebutuhan sayur segar dan lauk pauk, hingga kebutuhan mahal seperti membeli elektronik. Asal penjual dan jasa pengirimannya oke, aman-aman saja kok.
Saya mau cerita nih, tentang satu pengalaman kami berbelanja online. Waktu itu Pak Tuan Rumah (suami saya) sedang ingin upgrade laptop karena kebutuhan pekerjaan desain grafisnya. Sayangnya waktu itu tabungan kami belum cukup untuk membeli laptop baru dengan spesifikasi yang tinggi. Karenanya, kami memutuskan untuk mencari laptop bekas, asalkan spesifikasinya sesuai dengan yang kami butuhkan.
Jadilah kami menemukan laptop yang kami idamkan tersebut dijual secara online di salah satu sosial media. Waktu itu marketplace masih belum semarak sekarang. Akan tetapi, lokasi laptopnya berada di luar pulau. Di situlah kami sangsi. Bisakah laptop serentan itu dikirimkan dengan melalui jasa pengiriman biasa?
Bismillah.. Waktu itu kami mencoba saja, karena memang tidak menemukan laptop yang sebanding di daerah kami. Beberapa waktu kami menunggu, bahkan sampai suami menjemput paketnya di kantor cabang jasa kurirnya, karena tidak sabar menunggu sore hari ketika Mas kurir biasanya mampir ke rumah.
Waktu unboxing adalah waktu yang sangat mendebarkan buat kami. Lapisan demi lapisan pengaman kami buka (Iya benar, waktu itu laptopnya sudah tidak dikirim dengan kardus aslinya). Dan betapa bahagianya kami ketika melihat pendar warna-warni keyboardnya, begitu laptopnya menyala.
Dan sayangnya, laptop itu tidak bekerja sebagaimana semestinya, Tetangganet. Ternyata VGA-nya bermasalah.
Begitulah, Tetangganet, akhirnya kami menghubungi penjualnya, dan si penjual bersedia menukar laptopnya dengan laptop lain yang tersedia. Asal… kami bisa mengirimkan laptopnya kembali ke si penjual dengan selamat.
Oh, no! Kami belum pernah punya pengalaman sama sekali mengirimkan paket sebesar ini! Ke luar pulau Jawa pula!
Akhirnya laptop tersebut kami bungkus kembali dengan bahan-bahan pengaman yang sama ketika kami menerimanya. Kami memutuskan untuk mempercayakan laptop tersebut pada jasa pengiriman TIKI karena TIKI memang sudah terpercaya dalam pengiriman ke seluruh Indonesia. Kami datang langsung ke kantornya, sekalian untuk tanya-tanya, bagaimana caranya mengirimkan laptop sebesar ini.
Sambil menunggu antrian, saya memperhatikan ternyata banyak juga orang yang menjual barang secara online, dan mengirimkan melalui jasa TIKI. Sebagian besar sudah di-packing rapi dan sudah diberi alamat. Karena sebagian besar pengirim barang adalah penjual online, maka setiap nomor antrian membutuhkan waktu yang agak lama untuk menyelesaikan prosesnya. Untungnya, ruang tunggunya luas dan sangat nyaman. Bahkan disediakan juga air minum gratis bagi pengunjung.
Tibalah saat nomor antrian kami dipanggil. Petugas yang ramah pun memberitahu kami agar menambahkan kardus dan kayu untuk pengemasannya supaya laptopnya aman selama pengiriman. Waduh, dimana bisa dapat kardus dan kayu? Padahal hari sudah sore. Keburu kantornya tutup nih, batin saya. Untungnya petugasnya dengan ramah berkata, kardus bisa coba dicari di toko kelontong seberang kantor TIKI, sedangkan kayunya bisa disediakan oleh TIKI.
“Jangan khawatir, ditunggu kok,” tambahnya.
Akhirnya suami segera bergegas mencari kardus dan kami mengemas ulang paket tersebut on the spot! Petugas yang tadi juga memberikan lakban dan juga gunting yang bisa kami pakai. Jadilah kami berdua yang membuat berantakan ruang tunggu kantor TIKI hari itu. Tenang, setelahnya kami bereskan kok. Sayangnya tidak ada foto maupun video yang mendokumentasikan kegaduhan kami berdua. Kalau ada, pasti lucu sekali. Alhamdulillah.. Akhirnya paket itu bisa dikirim juga, sebelum kantornya tutup.
Beberapa hari kemudian, kami mendapatkan berita bahwa laptop yang kami kirimkan telah tiba dengan selamat. Alhamdulillah… Kami tidak mengira paketnya akan tiba secepat itu. Dan sebagai gantinya, si penjual mengirimkan laptop yang lain. Dengan jasa TIKI juga. Alhamdulillah, laptop yang kedua beroperasi dengan sangat baik. Walaupun akhirnya pun dijual lagi untuk dibelikan yang spesifikasinya lebih tinggi lagi (Aduh si Bapak, kok nggak ada puas-puasnya naikin spek laptop ya *tepuk jidat)
Alhamdulillah dengan semakin majunya berbagai aplikasi berbelanja online, kita dapat memilih juga penjual-penjual yang terpercaya. Kita bisa memilih penjual yang reviewnya bagus, dan sudah menangani banyak pesanan online. Sedangkan kurirnya, pastikan yang telah memiliki nama besar. TIKI, misalnya.
Apalagi sekarang layanan TIKI semakin lengkap. Mulai dari same day service, overnight service, two days service, regular service, dan yang paling murah economy service, hingga pilihan pengiriman ukuran besar (minimal 10 kg) dengan trucking service dan juga kiriman ke luar negeri. Selain itu, sekarang kita juga bisa menggunakan jasa TIKI melalui aplikasi onlinenya. Bisa juga check tracking secara real time, dan juga sales counter 24 jam. Jadi nggak takut tutup lagi deh.
Kalau Tetangganet punya olshop, layanan yang disediakan TIKI juga makin cihuuyy! Selain melayani drivethru, sekarang bisa juga request pick-up atau penjemputan paket ke rumah Tetangganet. Bahkan melayani juga sistem Cash on Delivery atau COD lho.. Cocok banget ini untuk yang sedang merintis bisnis online.
Berbelanja online bagi saya membantu sekali dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, semakin lama masyarakat juga sudah terbiasa dengan berbelanja online.
Demikianlah, Tetangganet, sedikit cerita dari kami. Apakah Tetangganet punya pengalaman mengesankan ketika berbelanja online? Boleh dong, dibagikan pengalamannya di kolom komentar.
Sampai jumpa di postingan berikutnya ya.. Wassalamu’alaykum..
Featured Photo by Stephane YAICH on Unsplash
2 Komentar
Menarikk, sebelumnya sudah pernah coba menggunakan ekspedisi lain kah kak?
BalasHapusKalau untuk pengiriman elektronik yang ukuran besar, belum pernah, Kak. Tapi kalau jenis benda lain sudah pernah. Kalau akhir-akhir ini saya kira standar pengiriman kurir sudah hampir sama semua sih. Hanya saja di daerah tertentu ada yang lebih unggul. Tiap daerah ada kurir andalannya sendiri-sendiri.
BalasHapusSilakan tinggalkan komentar, tapi bukan link hidup ya