Pada postingan kali ini saya ingin berbagi resep brambang asem daun ketela rambat dengan Tetangganet. Apa itu brambang asem? Brambang asem adalah sajian khas daerah Solo dan sekitarnya. Brambang artinya bawang merah. Asem artinya asam. Jadi sajian ini memadukan bawang merah dan asam jawa dalam sambal yang dicampurkan ke rebusan daun ketela rambat. Rasanya manis, asam, dan pedas. Rame rasanya, kayak nano-nano. Hehehe..
Ceritanya, tiba-tiba saya merasa kangen masakan brambang asem buatan ibu saya. Karena sekarang tinggal di kota yang berbeda, jadi harus masak sendiri deh. Langsung saya pesan sayuran dan bahan-bahan di aplikasi Tumbasin. Alhamdulillah, Tumbasin di Semarang bisa mengantar di hari yang sama jika pesan sebelum pukul 8 pagi.
Bahan-Bahan
Untuk membuat brambang asem, berikut bahan-bahan yang dibutuhkan:- 1 ikat daun ketela rambat atau daun glandir
- 1 butir asam jawa diseduh dengan air panas
- 3 butir bawang merah
- 1 butir cabe pedas
- 2 sendok makan gula jawa yang sudah diserut
- Garam secukupnya
Langkah Pembuatan
- Siapkan semua bahan, cuci bersih daun ketela rambat, bawang merah, dan cabai
- Didihkan air dalam 1 panci. Ukurannya kira-kira hingga daun ketela rambat bisa tercelup seluruhnya.
- Masukkan bawang merah dan cabai ke dalam panci, hingga lunak atau bawang merah berubah warna menjadi pucat. Lalu tiriskan.
- Masukkan daun ketela rambat ke dalam air mendidih. Tunggu hingga empuk. Lalu tiriskan.
- Sambil menunggu daun ketela rambatnya empuk, kita bisa membuat bumbunya. Ulek bawang merah dan cabai yang sudah empuk hingga halus.
- Tambahkan gula jawa ke dalam ulekan, dan ulek hingga cair
- Tambahkan air asem jawa ke dalam sambal
- Tambahkan garam dan koreksi rasa.
- Campur sambal yang sudah jadi ke daun ketela rambat yang sudah matang tadi.
- Brambang Asem siap disantap dengan nasi putih hangat.
Tips untuk Tetangganet
- Brambang asem sebetulnya adalah masakan yang sangat cepat disiapkan. Yang membuat lama biasanya adalah persiapannya. Tetangganet bisa memetik dulu daunnya dan disimpan di kulkas, sehingga sudah siap untuk dimasak kapan saja. Tentu saja jarak memetik dan memasak jangan lama-lama ya, agar daunnya tetap segar.
- Setelah Tetangganet memetik daunnya, sisa batang dan daun yang kurang baik masih bisa dimanfaatkan lho. Tancapkan sisa batang ke tanah, maka ia akan tumbuh menjadi tanaman ketela rambat baru. Tetangganet bisa mendapatkan supply daun segar untuk dimasak brambang asem lagi, dan memanen ubinya setelah beberapa bulan kemudian. Jangan lupa sisanya bisa juga dijadikan kompos ya.
- Seringkali yang membuat susah untuk menguleg adalah gula jawanya yang masih dalam bentuk bongkahan besar-besar. Karena itu biasanya saya sudah menyiapkan gula jawa yang sudah diserut sebelumnya, dan disimpan di kulkas. Jadi sewaktu-waktu butuh menambahkan gula jawa, tinggal disendok saja.
- Jika Tetangganet ingin menyajikan brambang asem dalam beberapa kali sajian, misalnya untuk sarapan dan makan siang, Tetangganet bisa membuat sambalnya dalam sekali waktu, dan sambalnya disajikan terpisah dengan rebusan daunnya. Jadi ketika hendak disantap, baru sambalnya dicampur dengan daunnya.
- Ada dua “mazhab” dalam mematangkan daun ketela rambatnya. Ada yang memilih direbus, seperti saya, agar lebih cepat matang. Ada juga yang memilih untuk mengukusnya agar kandungan nutrisinya tidak hilang ke air rebusan. Tetangganet mau pilih yang mana, tergantung selera masing-masing.
Semoga resep ini bermanfaat. Wassalamu’alaykum.
1 Komentar
Mau coba resep ini, pas baca aja udah ngebayangin rasa asem, pedas, manisnya. Salah nih baca artikel ini malem-malem.
BalasHapusSilakan tinggalkan komentar, tapi bukan link hidup ya