Assalamu’alaykum, Tetangganet! Bagaimana visi hidup Tetangganet 50 tahun ke depan? Eh, lima puluh tahun ke depan itu Tetangganet sudah usia berapa ya? Semoga kita semua diberikan umur yang berkah ya.
Setelah minggu lalu galau-galauan mencari visi hidup di masa tua, entah bagaimana hari ini saya dipertemukan dengan sebuah audiobook berjudul Ikigai. Buku ini sangat populer lho, sudahkah Tetangganet membacanya? Setelah selesai mendengarkan audiobook-nya pun, saya berniat akan membeli buku cetaknya juga, karena buku ini bisa dibaca berulang-ulang sebagai nasihat untuk diri saya sendiri.
Karena hari ini saya sendirian saja di rumah sepanjang hari, dan rasanya agak sepi-sepi bagaimana begitu, makanya saya cari audiobook yang bisa menemani saya bersih-bersih rumah. Hehehe.. Lumayan lho, versi audiobook dari buku ini memiliki durasi sekitar 3,5 jam. Bersih-bersih pun selesai dengan santai karena serasa diajak mengobrol.
Penulis buku ini, Hector Garcia dan Francesc Miralles, mengunjungi sebuah desa di Okinawa, Jepang, untuk menyelidiki alasan mengapa rata-rata orang-orang di sana dapat bertahan hidup hingga ratusan tahun. Mereka memperhatikan berbagai aspek kehidupan penduduk desa tersebut dari semenjak bangun tidur, beraktivitas, dan hingga tidur lagi. Selain itu, mereka mengadakan wawancara untuk mencari tahu makna hidup bagi para lansia di desa tersebut.
Tentu saja, umur manusia telah ditentukan oleh Allah. Tetapi manusia bisa berusaha untuk bisa tetap sehat dan produktif di masa tua, bukan? Nah, ada banyak sekali aspek yang dibahas dalam buku ini yang bermanfaat bagi kita. Tapi ada beberapa poin menarik yang saya jadikan catatan pertama dari buku ini.
Makan banyak tidak menjadikan kita sehat
Justru, dengan membatasi makan, kita menjadi lebih sehat. Orang-orang Okinawa akan berhenti makan ketika sudah mulai merasa kenyang, bukan ketika benar-benar kenyang. Disarankan juga untuk berpuasa selama dua hari dalam satu minggu. Wah, ini pun sesuai dengan sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam ya.Sibuk tidak sama dengan terburu-buru
Orang-orang di desa tersebut, selalu terlihat mengerjakan sesuatu setiap saat. Mereka tidak mengenal istilah pensiun. Mereka tetap bergerak setiap saat hingga akhir hayatnya. Bekerja, berolahraga, bermain. Namun, mereka mengerjakannya dengan rileks. Mereka selalu sibuk, tapi tidak pernah terburu-buru. Mereka fokus pada apa yang mereka kerjakan. Ibaratnya ‘mengalir’ bersama pekerjaan mereka.Tetap menjaga pertemanan setiap hari
Mereka bertemu dengan teman-temannya setiap hari, saling menyapa tetangga setiap pagi, selalu tersenyum, dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sosial.Kuncinya ada di mindset yang positif
Selalu optimis dan berjiwa muda. Selalu tersenyum kepada semua orang. Mereka tidak membiarkan hal-hal yang berada di luar kendali mereka untuk memenuhi pikiran mereka. Mereka fokus pada hal-hal yang dapat mereka perbuat.Sebenarnya ada banyak sekali nasihat yang bisa saya ambil dari buku tersebut. Namun tak mungkin semuanya saya jabarkan sendiri di sini. Bakal terlalu panjang! Saya sarankan Tetangganet membaca juga buku ini dan nikmati kesederhanaan-kesederhanaan hidup yang menenangkan dari para penduduk Okinawa. Sekian dari saya. Wassalamu’alaykum.
Foto oleh Matteo Vistocco di unsplash.com
14 Komentar
wah, bener banget! setuju! makan banyak plus ga sehat, dah sumber penyakit. dan juga pikiran. salah satu sumber penyakit sebenarnya dari pikiran negative kita sendiri ya..
BalasHapusAito mengurangi porsi makan, dehh, wkwk. Bisa diterapkan sih semua poin-poinnya, cuma butuh untuk membiasakan diri untuk hal-hal baik teesebut aja, xixi. Makasih banyak, Kak. 🤍🤍
BalasHapusSerasa tercerahkan dengan tulisan Mbak Nia. Secara masuk usia 40 sudah mulai sering terasa badan ngasih alarm untuk kembali ke jalan yang sehat agar tetap produktif di usia-usia selanjutnya. Terima kasih, Mbak Nia
BalasHapusKayak ajaran kita agama islam ya, Mbak kebiasaan mereka. Semoga kita termasuk orang-orang yang akan tetap produktif sampai menjelang senja nanti. Aamiin.
BalasHapusAku juga jadi pengen baca bukunya ini mbaak.. Nyari di audiobook pake aplikasi apa mbak? Aku juga mau ini dibacain buku Ikigai juga.
BalasHapusIni rumus lama ya mbak, tapi acapkali diri mengabaikan. Semoga beberapa puluh tahun kedepan tetap sehat dan bisa menikmati ibadah dengan baik ya.
BalasHapusDuh kesentil sndiri rasanya, sbg emak2 yg berjibaku sndiri drumah aku tuh sering ngerjain byk hal dgn buru2 biar cepet selese sblum anak bangun. Ternyata krg bagus ya, mulai skrg harus lebih mindfull deh
BalasHapusSibuk tidak sama dengan terburu-buru tuh makjleb banget si buatku, kadang aku masih belum bisa menikmati hidup. Maunya tuh buru-buru aja ngerjain sesuatu biar cepet selesai.
BalasHapusKuncinya ada di mindset positif..bener banget ya mba..
BalasHapusSemoga tetap sehat produktif dan berkah berapapun usia kita ya mba
Masyaallah...harus benar-benar dipikirkan nih, apa yang mau dilakukan di masa tua.
BalasHapusMakasih insightnya ya mbak
Sibuk bukan berarti terburu-buru bener banget nih. Duh, kubutuh baca buku ini deh, biar lebih tertata hidupkku yang mulai acak adut, wkwk.
BalasHapusBener banget soal makan mbak. Makin banyak makan tubuh jadi makin lambat dan jadi makin berat. Efeknya jadi malas.
BalasHapussebenarnya semua hal di atas itu bisa diterapkan hanya saja perlu pembiasaan
BalasHapusKeren ya mbak. Ngena semua poinnya
BalasHapusTermasuk point terakhir yang penting tuh. Mindsetkita karena kadsmg tubuh merspon dr mindset kita
Silakan tinggalkan komentar, tapi bukan link hidup ya