5 Tips Budidaya Sayuran Umur Pendek di Pekarangan Rumah

 

5 Tips Budidaya Sayur Berumur Pendek di Pekarangan Rumah


Berkebun di pekarangan rumah memang dapat memberikan banyak manfaat bagi keluarga. Namun, banyak dari kita yang tidak sabar menunggu masa panen. Oleh karena itu, saya ingin membagikan tips budidaya sayuran umur pendek yang insyaAllah cepat panen dan tentu saja dapat ditanam di pekarangan rumah.



Assalamu’alaykum, Tetangganet, bagaimana kabarnya hari ini? Sudah lama nih, saya tidak bercerita tentang kebun. Ada apa saja di kebun saya kali ini?

Kondisi kebun kami tanpa naungan dan mendapatkan sinar matahari penuh hampir 8 jam. Coba bayangkan musim kemarau tahun ini yang (saya rasa) panasnya luar biasa. Tanaman-tanaman di kebun bekerja non stop 8 jam di bawah terik matahari setiap hari. Wajar jika di sore hari, mereka sudah layu. Walaupun begitu, alhamdulillah, kami masih bisa memanen tomat meskipun ukurannya kecil-kecil.

Alhamdulillah, hujan sudah mulai sering turun dan matahari sudah tidak seterik beberapa bulan kemarin. Jadi, tanaman-tanaman di kebun bisa tumbuh lebih baik. Oleh karena itu, saya mulai kembali menyemai sayur-sayuran yang kurang suka dengan hawa panas, seperti bayam dan sawi.

Manfaat Menanam Sayur di Rumah

Saya bahagia ketika bisa mulai menanam sayuran kembali di rumah. Ada banyak manfaat bisa kita dapatkan dengan menanam sayur di rumah.

1. Menghemat Uang Belanja

Sayuran harus ada di menu makan keluarga kita setiap hari. Tentunya dengan menanam sayuran sendiri, kita bisa menghemat uang belanja ke pasar. Memang sih sayuran itu tidak mahal. Tapi lumayan lah, seribu-dua ribu bisa kita sisihkan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya.

2. Memberikan Kepastian Kualitas Bahan Pangan Keluarga

Dengan menanam sayuran sendiri, kita bisa memastikan kualitas bahan pangan kita. Kita bisa memilih untuk tidak menggunakan pestisida kimiawi, misalnya. Kita juga bisa yakin, sayuran yang kita olah menjadi masakan selalu segar karena kita petik sesaat sebelum kita memasaknya.

3. Mengurangi Potensi Food Loss

Ini nih, yang sering bikin saya sedih. Karena saya hanya memasak untuk dua orang (atau bahkan kadang hanya untuk diri sendiri), jika saya membeli sayuran di pasar, maka akan selalu ada sisa sayuran yang layu. Contohnya, seikat bayam terkecil yang boleh saya beli dari pedagang adalah Rp 3.000. Saya tidak boleh membeli kurang dari itu. Namun, seikat bayam ini tidak habis untuk sekali masak untuk dua orang. Walaupun saya simpan di lemari pendingin dan dimasak berkali-kali juga tidak habis. Hingga akhirnya harus berakhir di komposter. Kan sayang.

Dengan menanam sayuran sendiri, saya dapat mengontrol sebanyak apa yang akan saya petik untuk masak saat itu. Kalau hanya untuk semangkuk sayur bayam, kan hanya butuh memetik semangkuk saja sudah cukup. Jadi tidak ada bahan makanan yang terbuang sia-sia.

4. Dapat Menyegarkan Mata

Saya pribadi merasa, rumah tanpa hijaunya tanaman itu seperti rumah yang suntuk. Bagaimana dengan Tetangganet?

Adanya berbagai sayuran di pekarangan, memberikan rona ceria pada tampilan rumah. Apalagi jika Tetangganet dapat menata tanaman sayur warna-warni dengan estetik, tentu akan terlihat lebih seperti taman daripada kebun.

Melihat berbagai tanaman yang tumbuh cantik ketika membuka pintu di pagi hari memberikan kesegaran di mata. Siapa nih yang ingin bisa healing setiap pagi cukup beberapa langkah dari pintu rumah saja? Yuk, tanam sayur!

5. Dapat Dijual atau Diberikan kepada Tetangga

Jika produksi sayuran Tetangganet berlebih, Tetangganet bisa menjualnya atau memberikannya kepada tetangga. Duh, jadi tambah rukun dengan tetangga, deh!

Bisa juga Tetangganet mengolahnya menjadi produk yang bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi. Misalnya, bayam bisa dibuat keripik bayam, rolade bayam, atau börek bayam.



Memiliki kebun sayur di halaman rumah memang dapat memberikan banyak manfaat untuk keluarga kita. Namun, kadang-kadang, kita kurang sabar menunggu hasilnya. Maunya cepet bisa dimasak aja.

Sabar dong, Tetangganet. Secepat-cepatnya sebuah tanaman tumbuh, tetap kita harus menunggu benihnya berkecambah dulu, lalu tumbuh bakal daunnya, baru kemudian daun sejatinya, bertambah panjang batangnya, dan bertambah banyak daunnya. Semua membutuhkan proses.

Namun, Tetangganet masih bisa berikhtiar untuk menanam sayuran yang berumur pendek agar bisa cepat panen. Tetangganet dapat menikmati hasil panennya setelah 1-2 bulan.

Jenis Sayuran Berumur Pendek yang bisa Ditanam di Pekarangan Rumah

Jika ingin sayuran yang bisa cepat panen, Tetangganet dapat mencoba menanam 4 jenis sayuran yang mudah ditanam dan berumur pendek berikut.

1. Bayam

Jenis bayam-bayaman dikenal mudah tumbuh dan mudah berkembang biak. Ada beragam jenis bayam yang bisa Tetangganet coba. Ada bayam hijau, bayam merah, bayam batik, bayam Brazil, dan lain-lain.

Biji bayam memiliki ukuran yang sangat kecil, hampir seperti debu. Bijinya dapat langsung disemai di bedengan atau di pot dan dibairkan tumbuh besar di tempat yang sama. Bayam bisa dipanen pada usia sekitar 25-30 hari. Tetangganet juga bisa melihat estimasi usia panen yang tercantum di kemasan benih bayam, jika Tetangganet membeli benih dari toko pertanian.

Bayam dapat dipanen dengan cara dipetik atau dicabut, sesuai dengan jenisnya masing-masing.

2. Kangkung

Kangkung memiliki biji yang besar-besar dan mudah sekali disemai. Selain disemai, kangkung juga bisa ditanam dari stek batangnya. Jika Tetangganet membeli kangkung di pasar, Tetangganet bisa menyisihkan batangnya untuk kembali ditanam.

Kangkung dapat dipanen sekitar 30-45 hari setelah ditanam, tergantung dari jenis kangkungnya.
 

3. Sawi

Ada beragam jenis sawi yang mudah dibudidayakan. Ada sawi sendok, sawi hijau, sawi pahit, sawi pagoda, dan lain-lain.

Selain enak dimakan, tanaman sawi juga memiliki penampakan yang indah. Lihat saja sawi pagoda yang ditanam berjajar dengan apik, membuat kebun serasa taman bunga. Walaupun begitu, jangan sayang untuk memetiknya ya. Kan, tujuan kita memang untuk mengkonsumsinya.

4. Selada

Selada adalah salah satu lalapan favorit keluarga kami. Meskipun begitu, jujur saya kurang begitu berhasil menanam selada di rumah karena pekarangan kami mendapatkan terlalu banyak sinar matahari. Sebab, selada adalah salah satu jenis tanaman yang tumbuh subur di tempat yang tidak terlalu panas. Jika Tetangganet ingin menanam selada, maka saya sarankan untuk menempatkannya di bawah naungan.

Selada dikenal sebagai tanaman yang cepat panen. Selada dapat dipanen di usia 40-60 hari setelah semai. Tetangganet juga bisa memanen selada sedikit demi sedikit dari daun terluarnya. Dengan demikian, Tetangganet dapat panen lebih cepat untuk durasi yang lebih lama.

Tips Budidaya Sayuran Umur Pendek di Pekarangan Rumah

Untuk Tetangganet yang ingin mulai budidaya sayuran umur pendek di rumah, berikut ini saya bagikan sedikit tips menanam sayuran.

1. Tanamlah Sayuran Sesuai Kebutuhan Anggota Keluarga

Apa gunanya repot-repot menanam jika sayuran yang kita tanam tidak disukai keluarga? Malah bisa bikin food waste, dong.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan jenis sayur yang mau ditanam, Tetangganet perlu memperhatikan pola konsumsi keluarga. Jenis sayur apa yang paling disukai dan berapa banyak kebutuhannya.

Tetangganet dapat mengambil pelajaran dari pengalaman saya menanam terong berikut. Saya sangat suka terong sehingga memutuskan menanam banyak tanaman terong. Mungkin waktu itu ada sekitar 6 pohon. Alhamdulillah, tanaman-tanaman terong tersebut selalu berbuah lebat. Jadilah, saya sering memasak terong. Beberapa hari kemudian, suami saya protes. Ternyata, suami saya bosan setiap hari makan terong. Hahaha..

Kita juga perlu selalu sediakan semaian yang siap ditanam sebelum sayuran yang ditanam sebelumnya siap dipanen. Misalnya, tiap pekan, Tetangganet membuat semaian baru. Sehingga setiap pekan selalu tersedia sayuran sesuai kebutuhan. Jadi tidak perlu menunggu panen dulu, baru menyemai.

2. Pelajari Masing-Masing Jenis Sayuran yang Ingin Ditanam

Kevin Espiritu dari Epic Gardening pernah mengatakan, tidak ada yang namanya orang yang tidak memiliki ‘green thumb’ (istilahnya ‘tangan dingin’ yang pandai merawat tanaman). Hanya saja, orang itu belum mempelajari caranya.

Seorang petani atau pekebun juga perlu terus belajar dan mencoba. Jika gagal, ya pelajari lagi dan coba lagi, sampai berhasil.

Untuk masing-masing sayuran yang ingin Tetangganet tanam, pelajari dulu karakteristiknya. Media tanam apa yang disukai jenis tanaman tersebut? Apakah perlu disemai dulu di tempat terpisah? Berapa lama sinar matahari yang dibutuhkan? Seberapa sering tanaman tersebut perlu disiram? Berapa jarak tanam yang baik antara satu tanaman dengan tanaman yang lain? Jika menggunakan polybag atau pot, berapa ukuran yang sesuai? Dan lain sebagainya.

3. Jangan Gampang Kecewa

Menanam sayuran di rumah memang hasilnya bisa sangat berbeda dengan jenis sayuran yang sama yang kita lihat di pasar. Seringnya kita harus legowo dengan hasil yang lebih kecil atau bentuknya yang kurang estetik dibandingkan dengan sayuran yang dijual petani ke pasar. It’s okay, Tetangganet!

Salah satu teman saya pernah kecewa menanam sawi putih karena ukurannya tidak kunjung besar dan sehingga seluruh daun yang muncul berwarna hijau. Daun bagian dalam yang berwarna putih hampir-hampir tidak muncul. Kasus seperti ini bukan masalah besar jika sawinya untuk konsumsi pribadi saja. Daunnya yang berwarna hijau pun tetap enak disantap.

Saya juga sering mendapati hasil sayuran yang tidak sempurna akibat hama. Ya, tidak apa-apa. Bagian sayur yang dimakan hewan menjadi pahala sedekah buat kita. Toh, sisanya yang masih bagus, masih bisa kita konsumsi.

Jangan mudah kecewa jika hasil panen kita tidak sesuai ekspektasi. Tinggal kita pelajari lagi dan coba lagi.


4. Olah Kembali Sisa Tanaman Menjadi Kompos

Tetangganet mungkin galau dengan harga pupuk komersil yang makin menjulang. Tenang, Tetangganet, kita bisa buat pupuk sendiri, lho! Gratis!

Ketika kita bercocoktanam, pasti ada bagian tanaman seperti batang, akar, atau daun kering yang tidak kita konsumsi. Sisa tanaman tersebut bisa kita olah kembali menjadi kompos. Pupuk kompos dapat dicampurkan ke media tanam untuk menambah nutrisi bagi tanaman. Jadi, sayur kita bisa menjadi lebih subur.

5. Sisakan Satu Tanaman untuk Bibit Penanaman Selanjutnya

Ketika menanam sayur, rata-rata kita hanya mengambil daunnya saja. Jarang sekali kita menunggu hingga tanaman berbunga dan berbiji.

Jika Tetangganet ingin menghemat biaya bibit, Tetangganet dapat membiarkan satu tanaman tumbuh hingga ke masa generatifnya, yaitu sampai tanaman berbunga dan berbiji. Biji-biji yang dihasilkan dapat disemai dan menjadi benih untuk penanaman selanjutnya.




Demikian yang bisa saya bagikan pada postingan kali ini. Semoga menjadi inspirasi bagi Tetangganet untuk mulai budidaya sayuran umur pendek di pekarangan rumah. Ceritakan di kolom komentar, sayur apa yang pernah Tetangganet tanam di rumah? Dan sayuran apa yang ingin Tetangganet coba budidayakan? Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaykum.

0 Komentar